Sabtu, 26 Februari 2011

STOP !!! Kekerasan Nodai Citra Teladan Indonesia...

Kekerasan Nodai Citra Keteladanan Indonesia, Hentikan!
KH Hambali: Hentikan Kekerasan Antar-umat!


Den Haag - Pemerintah agar menindak tegas para pelaku kekerasan antar-umat beragama. Kekerasan itu tidak sesuai dengan jati diri bangsa dan menodai citra-keteladanan Indonesia di dunia internasional.

Demikian antara lain benang merah seruan para pemuka agama dan pemuka masyarakat Indonesia di Negeri Belanda, yang dirumuskan dan ditandatangani di Ruang Nusantara KBRI Den Haag, Jumat malam atau Sabtu (26/2/2011).

Naskah resmi seruan untuk perdamaian dan kerukunan antar-umat beragama di Indonesia itu disampaikan kepada Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag Umar Hadi dan selanjutnya akan diteruskan ke Jakarta.

Peristiwa seperti terjadi di Cikeusik dan Temanggung telah mendapat perhatian besar dari media, masyarakat Belanda dan internasional lainnya.

Padahal kehidupan multikultural Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika telah memberi citra dan keteladanan baik ke dunia internasional, terutama Eropa yang kini sedang gamang menghadapi multikulturalisme.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang peduli dan cinta tanah air, para pemuka agama dan pemuka masyarakat Indonesia di Negeri Belanda merasa sedih dan prihatin.

Para pemuka agama dan pemuka masyarakat itu antara lain KH Hambali Maksum (Muslim), Benny Marpaung (Perkin), Pater Marianus Jehandut (Katolik), Sanny Akihary Tehupuring (Protestan), W. Wirata (Hindhu), Roy Lumanauw (Kawanua), Melky dan Pascal Amukwaman (Maluku), J.H. Sitorus (Batak), Michael Putrawenas, Syafiih Kamil serta sekitar 25 tokoh perempuan, profesional dan pemuda.

Berikut ini seruan selengkapnya:

Kami masyarakat Indonesia di Negeri Belanda merasa sangat terusik, sedih dan prihatin atas terjadinya tindak kekerasan terhadap saudara-saudara kami di Cikeusik, Kabupaten Pandeglang dan Temanggung. Kejadian tersebut sangat jauh dari sikap kerukunan yang kita junjung bersama, bahkan telah melukai rasa kebersamaan dan kesetiakawanan antar-umat beragama, serta jelas bertentangan dengan Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Kami berpandangan bahwa tindak kekerasan tersebut dapat menodai citra dan keteladanan Indonesia di dunia internasional. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, kita semua berkewajiban untuk menjaga perdamaian dan kerukunan.

Kami menyadari bahwa sejarah bangsa Indonesia telah memberikan pelajaran tentang indahnya harmoni, kebersamaan dan perdamaian. Untuk itu, kami mendukung upaya para pemuka agama dan masyarakat untuk lebih berperan aktif menyebarkan semangat kedamaian, sehingga tidak terhasut kebencian dan melakukan tindak kekerasan.

Kami mendukung dan bertekad untuk lebih berperan aktif dalam upaya masyarakat Indonesia di luar negeri untuk mengkomunikasikan dengan terbuka dan proporsional kepada komunitas internasional, tentang perkembangan di tanah air dengan penyampaian fakta berimbang.

Kami mendorong pemerintah untuk menindak tegas para pelaku tindak kekerasan dan pihak-pihak yang melakukan penghasutan dan provokasi sesuai hukum yang berlaku dan bersama masyarakat mencegah agar kejadian tersebut tidak akan terulang kembali. (es/es)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar